Pada fisika klasik kita memandang
elektron, proton dan neutron sebagai partikel, sedangkan radiasi
elektromagnetik, cahaya sinar x dan sinar g
dipandang sebagai gelombang. Sebenarnya sifat gelombang dan sifat partikel
merupakan suatu sifat yang berkaitan satu sama lain yang hanya bergantung pada
jenis eksperimen yang diamati, berarti pada suatu keadaan tertentu partikel
dapat berkelakuan seperti gelombang, sedangkan dalam keadaan tertentu lainnya
gelombang dapat berkelakuan sebagai partikel jadi terdapat sifat dua lisme dari
partikel dan gelombang.
Pada abad ke 17 Newton
mengenalkan teori korpuskular (Corpuskular
theory) yang menganggap cahaya terdiri dari partikel-partikel yang
dipancarkan oleh suatu sumber. Sebaliknya teorI gelombang dari Huygen menyatakan
bahwa cahaya terdiri dari gelombang-gelombang. Eksperimen yang menunjang untuk
teorI Huygen yaitu :
-
Eksperimen
Young yang menunjukkan
gejala difraksi dan interferensi hanya dapat
diterangkan dengan teorI
gelombang cahaya.
-
Persamaan-persamaan dari
Maxwell tentang medan Elektromagnetik
-
Percobaan
Herz (1887) yang membuktikan bahwa energy
Elektromagnetik (yang meliputi
cahaya) mengalir secara kontinu dan
terdiri dari gelombang-gelombang.
Pada abad ke 20 terdapat beberapa eksperimen fisika yang
tidak dapat diterangkan dengan teori gelombang tapi dapat dijelaskan dengan
memakai teori korpuskular dari Newton diantaranya gejala fisika tersebut adalah
:
Ø Spektrum radiasi dari benda hitam
Ø Efek foto listrik
Ø Spektrum dari sinar x
Ø Hamburan Compton
Untuk selanjutnya kita misalkan bahwa aliran dari energi
radiasi elektromagnetik tidak lagi kontinu, tetapi dalam bentuk berkas-berkas
energi yang diskrit dan disebut foton, karena dengan asumsi ini gejala-gejala
diatas lebih mudah dijelaskan.
Kuantitasi Dari Radiasi
Semua atom terdiri dari kelipatan elektron, proton dan
neutron. Semua elektron, proton dan neutron masing-masing mempunyai massa yang
sama. Muatan dari suatu atom merupakan kelipatan bulat dari muatan suatu
elektron yang disebut muatan
elementer (e), sehingga dapat ditulis : q = n e , dimana n = 1,2,3,4…….
Fakta tersebut menyatakan bahwa muatan adalah terkuantisasi.
Energi dari gelombang elektromagnetik juga menunjukkan sifat kuantisasi. Teori
kuantum radiasi mula-mula diusulkan oleh Max Planck (1858 – 1947). Pada tahun
1901 yang berkenaan dengan radiasi panas yang dipancarkan oleh suatu benda
hitam.
Kemudian diperluas oleh Einstein pada tahun 1905 yang
meliputi semua radiasi sinar cahaya, sinar g dan lain-lain. Dari radiasi benda hitam dapat
disimpulkan bahwa absorpsi dan radiasi dari energi panas bukanlah merupakan
proses yang kontinu melainkan dalam jumlah yang diskrit.
Teori Kuantum dari Planck
Planck menyatakan :
Suatu sistem fisika tersusun dari sejumlah besar dari partikel-partikel yang berosilasi dengan frekwensi yang berbeda-beda
yang disebut osilator.
Bila partikel-partikel tadi bergetar dalam suatu arah dengan
frekwensi n, maka energi yang dimiliki adalah :
E = nhn , n = 1,2,3,4……… (2.3.1)
Dimana n
adalah frekwensi dari
osilator, h adalah konstanta
Planck, h = 6.625x10-34
j.s. Berdasarkan teori ini
dapat disimpulkan :
a. Sistem tadi hanya mungkin berada pada salah satu
keadaan
(state) dari energi yang diskrit, disebut
keadaan-keadaan
kuantum .
b. Bila energi yang dipancarkan atau diserap sebesar hn, maka
radiasi itu dikatakan terkuantisasi.
c. Sistem yang berosilasi dapat memancarkan dan menyerap
energi sebesar hn, yang disebut foton.
Teori Foton
Postulat dasar tafsiran kuantum adalah bahwa radiasi
elektromagnetik terdiri atas paket-paket energi diskrit yang disebut foton
atau kuanta. Tiap-tiap foton memiliki energi E yang hanya
bergantung pada frekwensi n, dan diberikan oleh :
E = h n
= h c/l ……….(2.4.1)
Dalam berinteraksi, tiap-tiap foton memberikan seluruh
energinya atau tidak sama sekali. Karena foton bergerak pada kecepatan cahaya,
maka menurut teori relativitas khusus, massa diamnya harus nol , karena itu,
energi foton seluruhnya adalah energi kinetik. Jika sebuah foton ada, maka ia
bergerak pada kecepatan cahaya c, dan jika tidak bergerak dengan kecepatan c,
maka foton itu tidak ada.Untuk mo =
0 , hubungan momentum-energi relativistik menjadi E = p c.
Dari sudut pandangan kuantum, seberkas energi elektromagnetik
tersusun atas foton-foton yang bergerak dengan kecepatan c. Intensitas berkas
sebanding dengan jumlah foton yang menembus suatu satuan luas per satuan waktu.
Penyerapan Foton
Intensitas suatu berkas foton akan berkurang bila melewati
bahan karena foton-foton akan terpantul atau dihamburkan ke depan dengan
gabungan proses efek fotolistrik, efek Compton, dan penciptaan pasangan.
Pengurangan intensitas ini mengikuti hukum atenuasi eksponensial:
I = Io e-m x
Dengan : Io =
Intensitas awal foton
m
= Koefisien serap linier
(bergantung pada jenis
bahan penyerap)
Untuk sembarang bahan m berubah terhadap energi foton karena
interaksi-interaksi yang berbeda akan lebih dominan pada energi yang berbeda.
0 comments:
Post a Comment