Difraksi sinar-X
merupakan teknik yang digunakan untuk menganalisis padatan kristalin. Sinar-X
merupakan radiasi gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang sekitar 1
Å, berada di antara panjang gelombang sinar gama (γ) dan sinar ultraviolet. Sinar-X
dihasilkan jika elektron berkecepatan tinggi menumbuk suatu logam target.
Elektron
berkecepatan tinggi yang mengenai elektron pada orbital 1s akan
menyebabkan elektron tereksitasi menyebabkan kekosongan (□) pada orbital 1s tersebut,
dengan adanya pengisian elektron pada orbital kosong tersebut dari orbital yang
lebih tinggi energinya akan memberikan pancaran sinar-X.
Sinar-X yang
diperoleh memberikan intensitas puncak tertentu yang bergantung pada
kebolehjadian transisi elektron yang terjadi. Transisi Kα lebih mungkin
terjadi dan memiliki intensitas yang lebih tinggi daripada transisi Kβ,
sehingga radiasi Kα yang digunakan untuk keperluan difraksi sinar-X.
Sinar-X juga dapat dihasilkan oleh proses perlambatan elektron pada saat
menembus logam sasaran. Proses perlambatan ini menghasilkan sinar-X yang biasa
disebut sebagai radiasi putih. Hasil dari semua proses tadi untuk logam
tertentu adalah spektrum khas sinar-X.
Terdapat bentuk dasar yang terbentuk oleh radiasi putih dan puncak khas tajam
yang bergantung pada kuantisasi transisi elektron.
Sinar-X yang
monokromatis sangat diperlukan dalam suatu eksperimen difraksi sinar-X. Untuk
tujuan itu salah satunya dapat digunakan filter, yang secara selektif
meneruskan panjang gelombang yang ingin digunakan. Untuk sinar-X dari tabung
tembaga, biasanya digunakan lembaran nikel sebagai filter. Nikel sangat efektif
dalam meneruskan radiasi Cu Kα, karena radiasi Cu Kβ memiliki cukup energi
untuk mengionisasi elektron 1s Nikel, sedangkan radiasi Cu Kα tidak
cukup untuk mengionisasi. Dengan demikian, lembaran nikel tersebut akan
mengabsorpsi semua panjang gelombang termasuk radiasi putih, kecuali radiasi Cu
Kα.
0 comments:
Post a Comment